Salah satu cara membina komunikasi dan meningkatkan kompetensi pegawai adalah melalui sosialisasi bimbingan teknis dari pegawai yang pergi kepada pegawai yang tinggal. Acara ini dibuka oleh Wakil Direktur Medik dan Keperawatan , dr. Elita Sari pada hari Kamis, tanggal 11 Juli 2024. Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Bidang Pelayanan Medik drg. Jennita Aruma, MM, Kepala Bidang Keperawatan Elly Hayatinur, SP, Mkes dan Kepala Bidang Penunjang Medik dan Pendidikan Pelatihan, Arief Rakhman, SE.,MM,Ak. Adapun tema acara adalah Meningkatkan Pendapatan Rumah Sakit Jiwa Tampan Berbasis Pengelolaan Klaim Biaya Pelayanan JKN yang dilanjutkan penandatanganan komitmen bersama dan laporan evaluasi pendapatan pelayanan triwulan 2.
Dalam Sekapur sirihnya dr. Elita Sari memberikan motivasi kepada semua para undangan bahwa pendapatan itu tidak serta merta fokus ke pengklaiam dan melupakan dari sisi yang lain. Pengklaiman adalah hilir dari pelayanan. Kita harus berbenah bersama mulai dari pintu depan masuk Rumah Sakit, sebagai contoh sekuriti menyambut pasien dengan pelayanan baik, tim pendaftaran yang ramah dan tidak cemberut, Walaupun sekuriti adalah kerja sama kita dengan pihak ketiga, namun saat ini mereka menjadi tim kita dan cermin muka RSJ.
Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penandatanganan Komitmen bersama agar menjadi semangat dan juga janji kepada diri sendiri dan masyarakat untuk selalu berkontribusi sesuai dengan peran yang telah diamanahkan kepada kita dan tidak ada peran yang kecil.
Ketua Casemix, dr. Yanmisi Angreni dalam paparannya menambahkan bahwa hal yang penting dalam mencapai visi dan misi Rumah Sakit Jiwa perlu adanya integritas tinggi, komitmen, komunikasi, Pembangunan berbasis digital, optimalisasi tugas dan fungsi. Kita jangan mau selalu berada di zona nyaman, Jangan takut untuk belajar, sehingga kita tumbuh dan berkembang menjadi rumah sakit sesuai visi misi yang dicita-citakan. Kelengkapan rekam medis menjadi bagian yang sangat penting karena “No entry, No Money, No Safety”. Dan dalam pengklaiman tidak lepas dari yang disebut severity level. Hal ini bergantung dari diagnosis sekunder yang akan meningkatkan angka klaim rumah sakit dan hindari adanya FRAUD di rumah sakit agar aman dalam bekerja.
